Mempelajari sesuatu tidak selamanya harus dengan menggunakan buku atau sejenisnya, apalagi di era sekarang yang semakin maju perkembangannya. Guru pun demikian, ketika saat ini dihadapkan dengan perubahan demi perubahan yang tujuannya untuk mempersiapkan generasi yang tangguh, cerdas dan memiliki karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Guru harus membuka diri untuk terus belajar khususnya dalam mengembangkan kompetensi sebagai seorang pendidik.
Salah satu tempat untuk guru belajar adalah murid itu sendiri, melalui kegiatan refleksi yang biasanya dilakukan di setiap akhir pembelajaran. Apakah penting guru melakukan refleksi? Jawabannya adalah sangat penting. Karena dengan melakukan kegiatan ini, guru tidak hanya mengetahui sejauh mana pemahaman mereka tentang Pelajaran yang diikuti, tapi guru juga bisa mengetahui bagaimana perasaan yang dimiliki para murid setelah mengikuti pembelajarannya, bahkan melalui kegiatan refleksi guru juga bisa melihat perkembangan mereka dalam hal bertanggungjawab maupun mengambil keputusan yang dapat mewujudkan Kepemimpinan Murid. Namun pelaksanaan kegiatan refleksi ini harus diikuti dengan sikap konsisten dan tindak lanjut dari guru itu sendiri, agar apa yang menjadi tujuan benar-benar tercapai. Ada berbagai macam contoh refleksi yang dapat kita jadikan bahan referensi dalam penerapan refleksi. Salah satunya yaitu memberikan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengalaman belajar yang murid alami selama mereka mengikuti pembelajaran di Sekolah.
Sebagai wali kelas di SMP Negeri 7 Bitung, saya sudah mencoba melaksanakan kegiatan ini dan membuatnya dalam bentuk buku harian para murid. Pelaksanaannya yaitu saya mengambil waktu sekitar 5-10 menit saat selesai semua pembelajaran kemudian memberikan buku harian kepada masing-masing murid yang didalamnya berisi beberapa pertanyaan yang memuat tentang apa yang mereka pelajari, perasaan yang dirasakan, kesalahan yang dilakukan, sampai bentuk sikap apa yang diambil saat melakukan kesalahan. Dari jawaban-jawaban yang ditulis, kemudian dicatat dan ditindaklanjuti murid mana yang membutuhkan bimbingan dan mana yang patut diberi apresiasi. Dengan harapan melalui kegiatan ini murid bisa merasakan kenyamanan, merasa dihargai di sekolah bahkan gurupun bisa belajar untuk terus mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar dapat mewujudkan murid yang berkarakter Profil Pelajar Pancasila.
Kegiatan refleksi dilaksanakan pada kelas perwalian yaitu kelas IX.6 dimana terdapat 29 orang murid. Pada minggu awal pelaksanaan ada beberapa orang murid yang menjawab hanya asal-asalan, terlihat dari jawaban yang sama persis dengan teman sebangkunya, ada yang menjawab tidak sesuai dengan pertanyaan, ada yang hanya mengisi satu sampai dua pertanyaan. Namun, ada pula murid yang menjawab sesuai dengan pengalaman belajar yang mereka lalui hari itu. Maka saat refleksi selanjutnya diberi pemahaman kembali apa dan bagaimana tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini. Walaupun belum semua mengisi buku refleksi dengan serius, tetapi setidaknya sudah ada beberapa murid yang memahami maksud dan tujuan kegiatan ini sehingga mereka mengisinya dengan serius. Tantangan lain yang ditemui yaitu ada murid sering tidak hadir mengikuti pembelajaran di sekolah sehingga tidak mengisi buku refleksi, maka guru tidak bisa mengikuti perkembangannya dengan baik. Harapan kedepan, walaupun akan menghadapi berbagai tantangan namun tidak akan mengurangi semangat guru dalam melaksanakan kegiatan ini, melainkan tetap konsisten dan mencari serta mengembangkan ide untuk perbaikan. Mari terus belajar.
Praktik baik ini ditulis oleh Sheilla Christy Singal, S.Pd.,Gr, Guru IPA SMP Negeri 7 Bitung, Guru Penggerak Angkatan 9.