Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor: 408/sipers/A6/VIII/2024
Lampung, 29 Agustus 2024 — Program prioritas Guru Penggerak menjadi pilar utama kesuksesan transformasi pendidikan di Lampung. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, ketika membuka ruang dialog dengan 750 Guru Penggerak se-Provinsi Lampung, Senin (26/8).
Dirjen GTK, Nunuk Suryani, melakukan kunjungan kerja selama dua hari pada 26-27 Agustus 2024 dengan serangkaian agenda strategis untuk memastikan manfaat dari capaian program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berjalan dan terimplementasi dengan baik di Provinsi Lampung.
Nunuk Suryani mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung termasuk daerah yang sangat progresif dalam mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar. Ia menyampaikan terima kasih kepada Guru Penggerak yang telah menjadi ujung tombak transformasi pendidikan di Provinsi Lampung.
“Saya senang bisa menghadiri kegiatan ini dan bisa bertemu langsung dengan Bapak-Ibu guru. Terima kasih sudah menjadi pemimpin pembelajaran di Provinsi Lampung,” ungkapnya ketika membuka kegiatan pendampingan dan pengembangan kompetensi guru di Kabupaten Lampung Utara, Senin (26/8).
Di samping itu, Nunuk Suryani menambahkan bahwa Ditjen GTK terus berkomitmen untuk memastikan kesejahteraan dan pengembangan kompetensi guru. Salah satunya dengan pengangkatan guru ASN PPPK. “Berdasarkan data capaian program prioritas Ditjen GTK untuk Provinsi Lampung, sebanyak 315 guru berhasil menjadi ASN PPPK, dan 5.742 ASN PPPK telah ditempatkan dalam kategori ASN PPPK 2021-2023,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara, Sukatno, dalam laporannya menyampaikan dukungan terhadap kebijakan Kurikulum Merdeka. “Pemerintah Daerah terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan membekali para guru terutama kepala sekolah agar mampu memajukan sekolahnya masing-masing melalui gerakan Merdeka Belajar,” ujarnya.
Dalam sesi dialog bersama Guru Penggerak, beberapa guru memberikan testimoni terkait praktik baik yang telah dilakukan serta dampak yang dirasakan oleh peserta didik dari kebijakan yang telah dijalankan. Seneng, seorang guru honorer yang diangkat menjadi ASN PPPK di SD Negeri 2 Sindang Anom, menyampaikan bahwa menjadi Guru Penggerak merubah pola pikirnya ke arah yang lebih positif. Sehingga, ia jadi lebih tahu tentang keunggulan yang ada di sekolahnya. Selain itu, dengan adanya Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam pendidikan Guru Penggerak juga membuatnya lebih memahami tentang emosional para peserta didik.
“Saya mulai bisa memahami anak-anak, bahwa mereka adalah aset yang harus kita bangun, bukan kita arahkan, tapi kita gerakkan,” tutur Seneng.
Dalam kesempatan yang sama, Tri Nurul Fajarotun, seorang Guru Penggerak yang diangkat menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Way Bungur, turut mengungkapkan perubahan luar biasa yang ia rasakan. Setelah ia diangkat menjadi kepala sekolah, ia langsung mendaftarkan guru di sekolahnya dalam Komunitas Belajar (Kombel) di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Dari sana, guru yang awalnya kurang percaya diri untuk berbagi peran, akhirnya mulai tergerak untuk saling berbagi praktik baik melalui Kombel di PMM.
“Melalui Kombel di PMM, semua orang bisa saling menginspirasi demi meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik,” ucap Tri.
Ditjen GTK meluncurkan PMM sebagai platform pembelajaran inklusif bagi guru se-Indonesia, yang bertujuan untuk membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi, mendapatkan bahan pengajaran yang sesuai dengan konteks, dan berbagi praktik terbaik dengan rekan sejawat. Sejak diluncurkan, lebih dari 4 juta GTK (guru dan kepala sekolah aktif, administrator dan instruktur sekolah) telah mengunduh aplikasi ini untuk mengakses konten, seperti video dan bahan bacaan, menghadiri webinar, terhubung dengan sesama guru, serta mengakses materi pelatihan.
Pada hari kedua kunjungan kerjanya, Dirjen GTK mengunjungi SD Negeri 2 Pesawaran untuk memantau secara langsung pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan program Guru Penggerak. Nunuk Suryani juga menyempatkan diri untuk berdiskusi dan mendengarkan pengalaman para guru dan siswa. Guru mata pelajaran PPKN, Neni Purnamasari, menyampaikan harapannya terhadap program Guru Penggerak agar bisa terus dilanjutkan guna mencetak generasi pendidik yang lebih berkompeten dan bermanfaat. “Program ini sangat layak untuk dilanjutkan agar dapat mencetak pendidik yang dapat memerdekakan peserta didik di sekolah,” ucap Neni.
Dengan hadirnya program Guru Penggerak, para guru menjadi lebih percaya diri dalam memimpin pembelajaran di kelas. Sehingga mampu menghasilkan dampak positif, seperti penerapan positif disiplin dalam pembelajaran dan kualitas pengajaran yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil survei dengan menggunakan Teach Primary yang menunjukan bahwa lulusan Guru Penggerak memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik dibandingkan dengan guru di Indonesia lainnya.
Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Laman: kemdikbud.go.id
Twitter: twitter.com/Kemdikbud_RI
Instagram: instagram.com/kemdikbud.ri
Facebook: facebook.com/kemdikbud.ri
Youtube: KEMENDIKBUD RI
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
#MerdekaBelajar