Setelah 2 tahun lebih kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara daring, tahun pelajaran 2022-2023 ini seluruh peserta didik mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam bentuk luring, sehingga seluruh peserta didik datang ke sekolah untuk belajar dan bermain dengan teman-temannya. Dari hasil observasi saya, cukup banyak peserta didik yang mengalami peristiwa bullying baik secara fisik maupun verbal, seperti: mendorong teman ketika bermain perosotan, merampas mainan teman, dan menghina teman dengan berkata, “kamu jelek”.
Dari peristiwa bullying yang cukup sering terjadi selama tahun ajaran ini, tantangan saya adalah memikirkan solusi dan mengambil keputusan untuk mengatasi masalah diatas dan mendapatkan kepercayaan dari orangtua bahwa pihak sekolah baik kepala sekolah maupun para guru dapat menyelesaikan peristiwa bullying secara aman, bersifat kekeluargaan dengan memastikan satuan Pendidikan tidak mendorong peserta didik untuk berperilaku bullying.
Tindakan yang saya lakukan dari peristiwa bullying yang terjadi di sekolah adalah saya melakukan pendekatan kepada anak yang menjadi korban untuk menceritakan peristiwa bullying yang dihadapi dan menjadi pendengar yang baik agar anak nyaman untuk bercerita. Saya juga mendengar peristiwa bullying dari pelaku bullying dan bertanya , “apakah perilaku tadi benar atau salah?” selanjutnya memberi nasihat bahwa perilaku tersebut tidak baik. Setelah itu, saya meminta pelaku bullying untuk belajar meminta maaf kepada korban, berpelukan, dan mengatakan kepada kedua murid tersebut bahwa Tuhan tidak suka kita berbuat dosa, dan kita harus meminta maaf jika kita berbuat salah. Selanjutnya, saya membuat pertemuan dengan para guru dan tenaga kependidikan melalui suatu program terkait bullying dengan judul “Program Preventif Bullying Berbasis Sekolah”.
Ketika program ini selesai diadakan, langkah selanjutnya mengadakan parenting class kepada orangtua murid terkait Pencegahan Bullying Berbasis Sekolah.
Saya optimis kerjasama yang baik dari orangtua peserta didik, pendidik dengan pihak sekolah dalam menerapkan pencegahan bullying setiap hari, maka terwujudlah Visi Sekolah Farley Christian Children Center, yaitu membimbing dan mendidik anak agar anak memiliki karakter seperti karakter Kristus.
Praktik baik ini ditulis oleh Orley Charity Sualang, S. Psi., M.A., Kepala Sekolah Penggerak Angkatan II TK Farley Christian Children Center, Kota Manado.