By Published On: 20 Mei 2024Categories: ArtikelDaily Views: 3Total Views: 432

Menjadi seorang Guru bukanlah hal yang mudah walaupun sekilas terlihat profesi yang dipandang sebelah mata karena tugasnya yang tidak menguras banyak tenaga dan salary yang di dapatkan sebagai mata pencahariannya juga masih kategori rendah. Namun, jika kita memakai kacamata yang lebih dalam dan luas maka kita akan terkesima dengan peran dan tugas seorang guru yang mempunyai tanggung jawab yang diembannya berat. Teman-teman mungkin pernah mendengar kalimat bijak ini “Guru adalah profesi yang sangat mulia”? Berikut alasan yang mendasari kalimat ini.

1. Keprofesionalan
Guru bukan hanya menjadi sebuah pekerjaan saja melainkan sebuah profesi. Artinya, tidak semua orang bisa menjadi guru tapi semua orang bisa belajar untuk menjadi seorang guru. Guru tidak boleh anti dengan buku atau membaca karena itulah sumber mereka untuk mengajar. “Mengajar untuk belajar dan belajar untuk mengajar” Statement ini memberikan motivasi guru untuk menjadi seorang guru pembelajar agar menjadi magnet terhadap siswa-siswanya tetap semangat untuk belajar. Gaya mengajar dengan ceramah dari awal hingga akhir sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan belajar siswa sekarang. Apalagi di era sekarang vibes mengajar di kelas tidak boleh lagi alergi dengan teknologi, baik kita sebagai guru muda maupun tua harus mampu fleksibelitas jika tidak ingin di tenggelamkan oleh zaman. Selain itu, masalah privasi guru jangan sampai terbawa ke lingkungan sekolah. Karena akan berdampak terhadap kondisi psikis siswa untuk belajar dan hubungan menjadi tidak harmonis di kelas. Disinilah sikap profesional guru sangat penting dilakukan, yakni mampu menempatkan dirinya ketika berada di sekolah dan di luar sekolah dengan penuh keteladanan dan tanggung jawab.

2. Keakraban
Jadilah sahabat terbaik siswa, pesan ini sangat tepat ditujukan kepada seorang guru. Guru memang patut dihormati tapi jangan sampai gila hormat. Terkesan ada jarak yang membatasi hubungan antar guru dan siswa sehingga rasa kasih sayang guru terhadap siswanya pun tidak terjalin dan kegiatan pembelajaran pun tidak berjalan optimal. Padahal berdasarkan UU No 14 tahun 2005 tugas guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,melatih, menilai, dan mengevaluasi yang artinya secara keseluruhan guru harus dekat dengan siswa-siswanya jika melaksanakan tugas guru yang sebenarnya. Kasih sayang guru yang mendidiknya dengan hati bukan emosi, membimbingnya dengan ikhlas bukan culas, dan mengarahkannya dengan sabar bukan kasar adalah cerminan guru menjadi sahabat terbaik siswanya. Jadikanlah siswa yang kita didik ini seperti mendidik anak kita sendiri menuju masa depan yang cerah.

3. Kecintaan
Tidak elok rasanya jika kita menjadi guru namun tidak mencintai profesi kita. Sebab, ini berdampak pada proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru yang tidak memiliki rasa cinta akan profesinya maka sistem mengajarnya akan terlihat monoton, cuek dengan kondisi kelas, bahkan perkembangan siswa belajar rendah ataupun menurun. Justru sebaliknya guru yang mencintai profesinya akan selalu menganggap masalah sebagai tantangan dirinya untuk terus berjuang menjadi guru yang terbaik. Ibaratnya laki-laki yang sangat mencintai wanita pujaan hatinya, pasti akan rela berkorban untuk memperjuangkan cintanya apapun rintangan yang dihadapinya. Masalah menghadapi siswa yang sulit diatur, sering bolos, semangat dan pemahaman belajar rendah, perkelahian dan bullying terjadi dimana-mana, serta permasalahan antar guru, kepala sekolah, maupun orang tua siswa pasti akan merasa santai dan tertantang untuk segera melakukan tindakan yang solutif. Selain itu masalah kesejahteraan juga bukan menjadi penghalang untuk berhenti menjadi guru. Walaupun kesejahteraan guru tidak seperti para pejabat, artis atau profesi lainnya namun kepuasan dan kebanggaan tersendiri menjadi guru tidak bisa diukur secara nominal gaji melainkan pekerjaan ini dianggap mulia karena mencerdaskan generasi tanpa pamrih untuk masa depan yang cerah akan menjadi pahala yang terus mengalir hingga akhir hayatnya.

Oleh karena itu, dijuluki sebagai profesi yang mulia itu juga tergantung dari pribadi gurunya sendiri. Jika dia memenuhi unsur-unsur yang diatas maka dia termasuk kategori guru profesi mulia yang dimaksud. So, Jika anda adalah seorang guru dan calon guru maka mulai saat ini jadilah sahabat terbaik siswa, profesional dalam mengajar, dan cintailah profesimu.

Artikel ini ditulis oleh Muh. Wahyuddin S. Adam, M.Pd, Sekjen Ikatan Keluarga Aktivis Sekolah Guru Indonesia

Bagikan Sekarang