Bukik Setiawan, Pemikir Merdeka Belajar, menjadi narasumber pada kegiatan Panada #44 yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara pada hari Jumat, 3 Mei 2023. Kesediaan Bukik Setiawan untuk hadir pada kegiatan ini menjadi jawaban atas kerinduan para penggiat dan penggerak pendidikan di Sulawesi Utara. Interaksi secara langsung dengan salah seorang tokoh pemikir Merdeka Belajar ini merupakan momen baik untuk mendapat jawaban atas pelbagai pertanyaan terkait esensi dari Pengelolaan Kinerja di PMM. Pada awal kegiatan, Arianto Batara, M.Pd., Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara mengungkapkan terima kasih dan rasa bangga karena bisa memberi layanan bagi peningkatan mutu pendidikan di Provinsi Sulawesi Utara dan lebih luas lagi melalui kegiatan ini.
Proses belajar bersama yang interaktif membuat sesi ini menarik. Para peserta antusias berdialog tentang Pengelolaan Kinerja pada PMM secara khusus untuk Kepala Sekolah. Pengelolaan Kinerja memang menjadi topik pilihan pada sesi belajar bersama Panada #44 ini. Pemilihan topik ini bukan saja untuk menjawab kebutuhan para pemangku kepentingan, tetapi memang dimaksudkan untuk memaknai Hardiknas tahun 2024 Ini. Semangatnya adalah dengan melakukan perbaikan kinerja, Kepala Sekolah dapat menjadi penggerak di satuan pendidikan demi keberlanjutan Merdeka Belajar.
Pada awal sesi, Bukik Setiawan memaparkan latar belakang mengapa Merdeka Belajar menjadi gagasan yang hidup dan lebih menarik untuk diimplementasikan. Beliau mengungkapkan bahwa memang Merdeka Belajar bukanlah sebuah konsep yang benar-benar baru. Ada cerita di balik layar Merdeka Belajar. Merdeka Belajar adalah hasil refleksi dari tesis tentang self-regulated. Refleksi yang mendalam tentang tesis ini menghasilkan gagasan impelementatif yaitu (1) komitmen pada tujuan, (2) mandiri pada cara, dan (3) reflektif. Gagasan implementatif ini sebetulnya mengarah pada cita-cita sederhana namun besar yaitu supaya peserta didik dapat belajar tanpa harus dipaksa atau disuruh. Itulah cita-cita yang paling membahagiakan yakni peserta didik bisa belajar secara mandiri dan merdeka.
Cara Pikir Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah sejatinya harus bertolak dari pemahaman Merdeka Belajar tersebut. Implementasinya: Pengelolaan Kinerja tidak berdampak pada angka kredit karena poin-poin tidak akan dikonversi ke angka kredit. Poin lebih menggambarkan tentang kemauan Guru maupun Kepala Sekolah dalam upaya untuk mengembangkan kompetensinya. Sebagai pemimpin, Kepala Sekolah memiliki keharusan untuk menunjukkan keinginan dalam belajar. Hal itu menjadi penting apabila Kepala Sekolah berharap Gurunya belajar. Penting juga Guru itu belajar sehingga bisa menetapkan ekspektasi kepada peserta didik untuk belajar. Oleh karena itu, semangat Pengelolaan Kinerja bukanlah demi melengkapi syarat-syarat administrasi.
Hal yang digarisbawahi oleh beliau: paradigma pengelolaan kinerja adalah pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kinerja baik sebagai individu mapun tim. Peningkatan kualitas kinerja ini menggunakan metode yang reflektif dan berproses secara berkelanjutan dengan memanfaatkan umpan balik. Secara sederhana, pesan utama dari Pengelolaan Kinerja adalah hasil hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hasil hari esok harus lebih baik dari hari ini. Kontekstualisasi pada peran yaitu, (1) kualitas kepemimpinan Kepala Sekolah lebih baik dari sebelumnya, (2) kualitas pembelajaran guru lebih baik dari sebelumnya. Yang dinilai pada Pengelolaan Kinerja bukan kepatuhan atau kesesuaian terhadap target tetapi pada peningkatan. Itulah logika pembelajaran yang harus terjadi.
Pesan penting dari pelaksanaan Pengelolaan Kinerja adalah cukup menjadi Kepala Sekolah yang mau belajar dan meningkatkan kinerja, tidak perlu menjadi superman, ungkapnya. Intensi Pengelolaan Kinerja adalah untuk peningkatan kualitas pembelajaran yang tercermin pada hasil rapor pendidikan. Inilah yang membedakan Pengelolaan Kinerja di PMM dengan Pengelolaan Kinerja pada tahun-tahun sebelumnya. Validasinya ada pada rapor pendidikan. Beliau mengingatkan bahwa tidak perlu menjadi superman, cukup menjadi kepala sekolah yang mau belajar dan meningkatkan kinerja. Oleh karena itu, siklus pengelolaan Kinerja menjadi esensial dalam Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah.