Hadirnya Kurikulum Merdeka memberikan warna tersendiri dalam dinamika pendidikan di Indonesia. Perubahan yang dihadirkan tidak hanya sekedar melakukan normalisasi konsep kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi tetapi juga memberi pengaruh pada pembentukan Generasi Emas Indonesia. Generasi Emas Indonesia adalah generasi yang akan berkiprah dalam bidang-bidang kehidupan di tahun 2045 ketika Indonesia merayakan kemerdekaan yang ke-100 tahun yang mana mereka adalah yang saat ini sedang ada di bangku pendidikan. Proyeksi kependudukan di saat itu Indonesia mengalami bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk yang tidak atau belum produktif. Lazimnya struktur atau piramida penduduk negara maju yang demikian maka di saat itu Indonesia berpeluang menjadi negara maju. Hal ini bukan sekedar “isapan jempol” atau “surga telinga” jika semua penduduk usia produktif benar-benar produktif sehingga memberi dampak pada kenaikan pendapatan per kapita dan bukan sebaliknya penduduk usia produk saat itu justru tidak produktif atau tidak bekerja. Oleh karena itu, menjadi sangat penting mempersiapkan generasi saat ini dalam pendidikan, yang mampu menjawab tantangan di masa depan lewat penerapan Kurikulum Merdeka.
Selain ekonomi dan kesehatan, pendidikan menjadi unsur yang penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan penerapan kurikulum di dalam pendidikan itu sendiri. Sejak awal abad ke-21, kesadaran untuk melakukan transformasi pendidikan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan kemudian diwujudnyatakan dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Inisiatif Kurikulum Merdeka merupakan respons terhadap kebutuhan global dalam mewujudkan generasi yang memiliki dan menguasai keterampilan abad ke-21. Memberikan kebebasan kepada sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum yang lebih relevan, inovatif dan adaptif untuk mewujudkan generasi dengan Profil Pelajar Pancasila.
Filosofi Kurikulum Merdeka didasarkan pada prinsip-prinsip inklusivitas, kreativitas, adaptabilitas, dan relevansi. Kurikulum Merdeka memberi dukungan pada pengembangan potensi setiap individu untuk memperkuat karakter guna mempersiapkan siswa memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam persaingan global. Dengan memahami filosofi ini, kita dapat melihat bagaimana Kurikulum Merdeka menjadi pondasi yang kuat bagi pembentukan Generasi Emas. Salah satu poin kunci dari Kurikulum Merdeka adalah penekanan pada pendidikan karakter. Generasi Emas Indonesia tidak hanya diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan keterampilan yang memadai, tetapi juga karakter yang unggul. Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka memberi fokus pada pembentukan moralitas, kepemimpinan, kreativitas, dan ketangguhan mental yang diharapkan dapat membentuk individu yang bertanggung jawab, berintegritas dan siap menghadapi berbagai tantangan individu, masyarakat maupun dunia kerja pada saat ini terlebih lagi di masa depan.
Kurikulum Merdeka juga menekankan pada penguatan literasi multidimensi. Literasi ini mengacu pada kemampuan individu untuk memahami, menafsirkan, dan menggunakan informasi serta pengetahuan dalam berbagai dimensi kehidupan. Istilah “literasi” yang kita kenal secara umum hanya terbatas pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, namun literasi multidimensi melampaui aspek-aspek tersebut dan mencakup beragam bidang pengetahuan dan keterampilan yang penting dalam kehidupan modern. Tidak hanya aspek bahasa dan matematika, literasi multidimensi juga mencakup literasi sains, literasi digital, literasi budaya, dan lainnya. Mendorong literasi yang kuat di berbagai bidang, diharapkan menghasilkan individu yang cerdas, kritis, dan adaptif dalam menghadapi setiap dinamika kehidupan terlebih dalam dunia kerja yang terus mengalami transformasi dengan munculnya Revolusi Industri 4.0. Kurikulum Merdeka juga mengintegrasikan keterampilan berbasis teknologi dan inovasi, seperti pemrograman komputer, kecerdasan buatan, analisis data dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar siap bersaing di pasar kerja yang semakin kompleks dan terhubung secara global.
Dalam hal pembelajaran, Kurikulum Merdeka mendorong pembelajaran yang kontekstual dan kolaboratif. Selain teori di dalam kelas, siswa juga diajak untuk mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam situasi nyata. Dengan pembelajaran berbasis proyek-proyek kolaboratif memberi kesempatan untuk siswa belajar bekerja sama, berkomunikasi, dan menyelesaikan masalah secara efektif sebagaimana tuntutan keterampilan abad ke-21 yang harus dimiliki. Hal ini diharapkan menciptakan individu yang adaptif dan mampu berkontribusi dalam dunia kerja dan masyarakat. Tidak ada lagi kompetisi dalam penyelesaian suatu program pembelajaran karena lebih menitikberatkan pada kolaborasi.
Evaluasi dan penilaian juga menjadi bagian penting dari Kurikulum Merdeka. Sistem evaluasi yang berkelanjutan dan inklusif digunakan untuk mengukur perkembangan siswa secara holistik. Hal ini memungkinkan identifikasi kebutuhan individu, pengembangan program remedial serta pengakuan atas berbagai prestasi dan kemampuan yang dimiliki siswa. Fokus pada perkembangan siswa yang memberikan ruang untuk penumbuhan potensi, minat dan bakat masing-masing individu tentu menghadirkan cara dan metode evaluasi yang beragam dan mengakomodir keberagaman individu.
Kurikulum Merdeka memiliki banyak kelebihan, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada tantangan dan perbaikan yang perlu dilakukan. Beberapa tantangan yang kemudian muncul diantaranya kurangnya kesiapan infrastruktur, beban kerja guru yang berat, kesenjangan antarsekolah maupun antardaerah serta model dan metode pembelajaran dan sistem evaluasi yang masih terpaku dengan cara lama menghadirkan tantangan tersendiri yang perlu diatasi oleh semua pihak terkait untuk meningkatkan efektivitas Kurikulum Merdeka. Di tengah tantangan tersebut, harapan dan aspirasi terus mengalir untuk mewujudkan visi Kurikulum Merdeka dalam mempersiapkan Generasi Emas Indonesia. Kerja sama dari unsur pemerintah, sekolah, guru, dan orang tua serta masyarakat dalam komitmen bersama untuk terus berinovasi dan beradaptasi sehingga Kurikulum Merdeka menjadi kekuatan yang mendorong bangkitnya generasi yang unggul, berdaya saing dan memiliki kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan mewujudkan negara Indonesia yang sejajar dengan negara-negara maju lainnya.
Kurikulum Merdeka bukan sekadar konsep pendidikan, tetapi juga sebuah visi yang menggambarkan harapan besar akan masa depan pendidikan Indonesia. Kurikulum Merdeka dengan pendekatan yang holistik, inklusif, dan berkelanjutan dalam membangun individu yang berkarakter, berpengetahuan luas dan berketerampilan tinggi serta selalu beradaptasi dalam menghadapi perubahan global dengan perkembangan ilmu pengetahun yang pesat. Dengan konsisten menghadirkan inovasi, kreativitas dan kolaborasi untuk terus melangkah maju mewujudkan pendidikan yang merdeka, inklusif dan berkualitas demi masa depan yang lebih baik bukan untuk kita tetapi untuk generasi emas Indonesia dimasa depan dalam menyongsong Indonesia maju.***
Artikel ini ditulis oleh Asrin Liise, S.Pd., Guru SMP Negeri 1 Manado, Duta Teknologi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2018, Pengajar Praktek PGP Angkatan 10 Sulawesi Utara