By Published On: 9 Maret 2024Categories: ArtikelDaily Views: 23Total Views: 3019

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan dapat menjadi bekal bagi anak bangsa untuk mencapai cita-cita. Ki Hadjar Dewantara mengatakan: “Pendidikan adalah upaya untuk menumbuhkan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.” Sejalan dengan itu, Kurikulum Merdeka yang tengah diterapkan dalam pembelajaran saat ini memberi keleluasaan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu bagian yang terpenting dari Kurikulum Merdeka di mana guru dapat mengajar untuk memenuhi dan mengakomodir kebutuhan belajar murid yang sangat beragam namun tetap dapat mengikuti pembelajaran secara efektif. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di Kurikulum Merdeka yang dapat membekali generasi muda dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif.

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di dunia ini, revolusi industri 5.0 yang merupakan era kolaborasi manusia dan teknologi sangat erat kaitannya dengan proses pembelajaran yang menyesuaikan dengan kodrat zaman. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas sebagai media yang dapat menunjang proses pembelajaran agar lebih kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan.

Kemajuan dalam dunia pendidikan harus diimbangi dengan kemampuan literasi digital dan kemampuan matematis yang sangat baik bagi guru dan tentunya bagi murid agar dapat mempermudah proses pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran di kelas.

Dalam konteks pembelajaran di era perkembangan teknologi yang semakin pesat, dibutuhkan kemampuan matematis yang baik agar dapat mempermudah proses pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran. Guru memiliki kewajiban untuk berkreasi dan berinovasi dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, berpihak dan berpusat pada murid serta mengakomodir kebutuhan belajar murid tentunya dengan memanfaatkan teknologi yang dapat menunjang proses pembelajaran sehingga bisa meningkatkan potensi diri murid dan murid merasakan kemerdekaan dalam belajar.

Perkembangan teknologi merupakan hal yang sangat baik namun terkadang murid hanya menggunakan teknologi sebagai sarana bermain, berinteraksi di sosial media dan jarang digunakan sebagai sumber belajar dan media belajar maka dapat dikatakan kemampuan literasi digital masih perlu ditingkatkan. Selain itu dalam pembelajaran matematika, guru diperhadapkan dengan keberagaman murid termasuk kebutuhan belajar murid yang beragam dan terkadang materi yang disajikan belum sesuai dengan kebutuhan belajar murid sesuai dengan kodratnya sehingga murid kurang tertarik belajar matematika dan sering menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit.

Sebagai guru matematika, saya menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan memanfaatkan teknologi augmented reality (AR) dalam pembelajaran matematika untuk mengakomodir kebutuhan belajar murid agar sesuai dengan kodratnya sehingga cara pandang murid dengan pelajaran matematika bisa berubah menjadi pelajaran yang seru, menyenangkan, semakin bersemangat untuk belajar matematika serta bisa meningkatkan kemampuan literasi digital murid sehingga terwujud pembelajaran berkualitas melalui Kurikulum Merdeka.

Proses awal penerapan pembelajaran berdiferensiasi dilakukan asesmen awal (asesmen diagnostik) sebagai dasar bagi guru untuk mengetahui kemampuan awal murid kemudian memetakan hasil asesmen tersebut sehingga pada proses pembelajaran guru dapat mengajar sesuai dengan kebutuhan belajar murid hasil pemetaan kemampuan awal murid.

Dalam tahapan diferensiasi konten pembelajaran berdiferensiasi, guru menjelaskan dengan singkat tentang materi yang akan dipelajari yaitu materi matriks, kemudian guru membagikan barcode melalui layer presentasi dan lembaran yang di bagikan kepada murid yang dapat dipindai dengan aplikasi Assemblr Edu dari smartphone. Hasil pindaian barcode tersebut berisi materi pelajaran yang dibuat oleh guru dalam bentuk augmented reality yang dapat membuat murid bisa dengan mudah mempelajari materi matematika karena dengan teknologi augmented reality yang digunakan, murid dapat memperoleh materi belajar dalam tampilan tiga dimensi dan dapat melihat materi belajar dalam bentuk maya namun dalam waktu yang nyata sebagai sumber belajar yang berbeda dan tentunya dapat menarik perhatian murid untuk belajar.

Kemudian murid dibagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan tingkat kemampuan belajar murid atau sesuai dengan hasil pemetaan asesmen awal untuk berdiskusi dan memproses materi yang dipelajari kemudian menjawab soal yang diberikan dalam lembar kerja yang berbeda setiap kelompok. Dalam lembar kerja yang diberikan, murid dapat memindai barcode yang ada untuk mendapatkan tampilan soal dalam bentuk augmented reality kemudian berdiskusi dan menjawab soal tersebut di lembar kerja yang tersedia.

Pada tahapan diferensiasi proses, guru memiliki peran untuk mengontrol proses diskusi yang terlaksana di setiap kelompok, guru memberikan bimbingan serta arahan dan menuntun murid apabila murid menemui kendala atau ada suatu hal yang belum dipahami dari materi maupun soal kemudian guru dapat memberikan penjelasan secara singkat sehingga murid bisa memahami setiap materi dan dapat menjawab dan menyelesaikan soal yang ada di lembar kerja.

Setelah proses diskusi berlangsung, dihasilkan produk berupa jawaban dari soal yang diberikan yang telah dijawab oleh murid-murid dari proses kolaborasi dan diskusi dalam kelompok masing-masing. Untuk membuat suasana belajar matematika yang semakin menyenangkan, guru mengajak siswa untuk melaksanakan aktivitas ice breaking agar dapat meningkatkan semangat, antusias dan rasa percaya diri murid sehingga bisa terus berkonsentrasi dan fokus untuk belajar.

Selanjutnya, murid diberikan kesempatan untuk mempresentasikan secara bergantian di depan kelas hasil diskusi berupa jawaban dari soal yang ada pada barcode lembar kerja, kemudian murid saling bertukar informasi dan pemahaman, berdiskusi dan melakukan tanya jawab sehingga suasana belajar lebih aktif, menyenangkan dan terwujud pembelajaran yang berpusat pada murid dan guru mengajak murid secara bersama memberikan apresiasi berupa tepukan tangan setelah setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi, hal tersebut perlu dilakukan karena dapat meningkatkan motivasi internal dan rasa percaya diri murid.

Setelah proses pembelajaran berdiferensiasi dilaksanakan, guru melaksanakan evaluasi pembelajaran atau asesmen sumatif dari pembelajaran yang telah berlangsung untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran menggunakan web kuis interaktif (Quizizz Mastery Peak).

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan apakah ada hal yang perlu dikembangkan dan hal-hal apa yang telah dipelajari serta manfaat yang didapat setelah belajar matematika dengan pembelajaran berdiferensiasi menggunakan teknologi augmented reality (AR). Melalui refleksi yang dilaksanakan respon dari murid sangat beragam namun memiliki makna yang sama, yaitu respon yang positif, rasa bahagia ketika belajar, antusias serta semangat yang dirasakan murid ketika belajar matematika dengan pembelajaran berdiferensiasi menggunakan teknologi augmented reality (AR) yang membuat murid semakin aktif dalam belajar, bisa berkolaborasi dengan teman sejawat dan potensi diri murid semakin berkembang.

Selain itu, murid juga memberikan permintaan khusus kepada guru matematika untuk terus melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi pada materi-materi berikutnya dengan menggunakan berbagai macam teknologi dan media pembelajaran sehingga murid dapat semakin mengembangkan potensi diri mereka dan meningkatkan kolaborasi antar murid dan interaksi yang baik antar murid dengan murid juga murid dengan guru sehingga pembelajaran semakin menyenangkan dan berpihak pada murid.

Dari pembelajaran berdiferensiasi menggunakan teknologi augmented reality (AR) pada pelajaran matematika materi matriks dapat dikatakan bahwa pembelajaran ini berhasil dilakukan karena terlihat dari hasil belajar murid yang ketika dilakukan evaluasi atau asesmen sumatif, nilai yang dihasilkan oleh semua murid sangat baik dan menunjukkan perkembangan yang baik bagi murid dalam belajar matematika serta tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran juga membuat kemampuan literasi digital murid mengalami peningkatan.

Pembelajaran berdiferensiasi menggunakan teknologi augmented reality (AR) yang diterapkan pada mata pelajaran matematika sangatlah baik dan tepat proses penerapannya dilihat dari hasil belajar murid yang didapatkan dari proses evaluasi pembelajaran atau asesmen sumatif. Setiap tahapan pembelajaran berdiferensiasi yang dilaksanakan dari diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk memberikan kesan tersendiri bagi setiap murid sehingga murid merasa senang ketika belajar matematika dan tercipta suasana belajar yang berpihak pada murid.

Umpan balik yang diberikan rekan guru setelah menyaksikan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas juga sangat baik dan menyatakan bahwa pembelajaran berdiferensiasi menggunakan teknologi augmented reality (AR) yang dilaksanakan sangat menyenangkan dan siswa sangat antusias mengikuti proses pembelajaran. Kepala sekolah pun memberikan umpan balik dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, beliau menyampaikan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan antusiasme murid untuk belajar matematika dan kepala sekolah sangat mendukung untuk terus memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran matematika.

Semoga kedepannya guru akan semakin konsisten menerapkan pembelajaran berdiferensiasi menggunakan berbagai macam teknologi yang ada mengikuti perkembangan zaman dan terus berkreasi dan berinovasi dalam pelajaran matematika serta terus berkolaborasi dengan rekan guru dan bertukar informasi mengenai setiap praktik baik dari pembelajaran berdiferensiasi sebagai implementasi dari Kurikulum Merdeka agar banyak guru yang mendapat inspirasi dan tergerak untuk terus ber-inovasi sehingga dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas masing-masing, semakin banyak murid yang dapat dikembangkan potensi dirinya, semakin banyak murid yang merasakan dampak baik dari Kurikulum Merdeka sehingga akan semakin jelas terlihat peningkatan kualitas sumber daya generasi muda penerus bangsa yang semakin baik, berkualitas, dan berkarakter sesuai Profil Pelajar Pancasila.

Semoga praktik baik yang telah dilakukan ini dapat memotivasi dan memberi inspirasi bagi bapak dan ibu guru hebat yang ada di seluruh wilayah negara Indonesia agar terus dan terus bersemangat untuk mengembangkan diri, terus belajar, berkarya, berinovasi dan berkreasi memanfaatkan teknologi dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak dan berpusat pada murid melalui pembelajaran berdiferensiasi sebagai bagian dari implementasi Kurikulum Merdeka agar bisa membawa murid-murid pada kebahagiaan dan keselamatan sebagai individu untuk mencapai cita-cita dan mengharumkan nama bangsa Indonesia.***

Artikel ini ditulis oleh Vica Defie Marlis Sinolungan, S.Pd., M.Pd., Gr., Guru Penggerak Angkatan 4 Kabupaten Minahasa Selatan, Pengajar Praktik Angkatan 9 Kabupaten Minahasa Selatan,  SMA Negeri 1 Amurang

Bagikan Sekarang