Kesehatan mental sangat mempengaruhi produktivitas dan kinerja. Kesehatan mental dapat dijamin melalui situasi kerja yang mengedepankan well being; dan disadari bahwa untuk mewujudkannya perlu dukungan dari semua pihak. Kesadaran inilah yang mendorong Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara sehingga secara aktif melaksanakan rangkaian proses treatment untuk internal maupun untuk eksternal dalam mempromosikan dan mewujudkan well being itu.
Seminar yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara pada hari Rabu, 28 Februari 2024 merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses peningkatan kesehatan mental yang sudah diprogramkan. Seminar ini mengambil tema: “Pertolongan Pertama Pada Kesehatan Mental Di Tempat Kerja”. Saat membuka seminar, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara, Arianto Batara, M.Pd., menggarisbawahi pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja dan juga di luar lingkungan kerja. Beliau memaparkan hasil penelitian tentang kesehatan mental dari generasi ke generasi yang menjadi acuan refleksi sehingga Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara melahirkan program inovatif ini. Menurutnya, perlu kerja bersama untuk menemukan strategi pengembangan kesehatan mental. Beliau menegaskan bahwa kesehatan mental juga semestinya harus menjadi perhatian semua pihak yang terlibat aktif dalam pendidikan dan pembelajaran. Perbaikan kualitas pembelajaran peserta didik akan terwujud bila guru-guru dan Kepala Sekolah bekerja pada lingkungan yang mendukung kesehatan mental.
Astrid Lingkan Mandas, M.Psi., Psikolog, dosen dari Institut Agama Kristen Manado menjadi narasumber pada kegiatan seminar ini. Beliau mempresentasikan seluk-beluk tentang kesehatan mental. Menurutnya, penting untuk mewujudkan keseimbangan dalam semua aspek kehidupan agar kesehatan mental dapat dipelihara. Keseimbangan akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kinerja. Menurutnya, setiap pribadi perlu mengenali indikator-indikator vital yang menjadi pengingat bahwa sudah saatnya memperhatikan keseimbangan itu. Ia membagi indikator-indikator itu dalam dua kelompok besar yakni indikator fisik dan indikator emosional. Poin penting yang dielaborasinya pada seminar ini adalah tentang urgensi untuk mewujudkan integrasi kehidupan pribadi, kehidupan professional, kesehatan mental, dan kesehatan fisik.
Narasumber menguatkan strategi-strategi untuk menjaga keseimbangan kehidupan. Ada tiga strategi yang menjadi tawaran terbaik, yaitu: (1) mengasah kemampuan dalam manajemen waktu, (2) terampil dalam memilah hal-hal prioritas, (3) berani menentukan batasan-batasan dalam hidup yang terungkap dalam keberanian mengatakan “tidak” pada saat diperlukan. Menurut narasumber, usaha untuk mewujudkan keseimbangan dalam kehidupan membutuhkan konsistensi dan persistensi. Mewujudkan keseimbangan dalam kehidupan sebagai kemutlakan untuk menjaga kesehatan mental merupakan upaya sepanjang hidup.
Pada bagian terpisah, Kepala Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara mengungkapkan rasa puas karena tujuan pelaksanaan kegiatan seminar ini bisa dicapai. Pesannya untuk semua peserta seminar yang terdiri dari Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Aktor Penggerak, dan Guru Pemerhati Kesehatan Mental agar segera mendesiminasikan pengetahuan yang sudah didapatkan pada kegiatan seminar ini. Dan yang lebih penting, dapat mengimplementasikan pengetahuan itu pada lingkungan pekerjaan, maupun dalam aktivitas pembelajaran bersama murid di kelas. Menurut beliau, bila orang dewasa dapat mencapai well being dan keseimbangan maka seharusnya juga semua peserta didik dapat mencapainya.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan bersama Institut Agama Kristen Manado ini merupakan realisasi komitmen dari Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara sebagai UPT Kemdikbudristek RI di daerah untuk secara kolaboratif melibatkan Perguruan Tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.