Manado – Sebagai ibukota provinsi, Kota Manado diharapkan menjadi barometer pendidikan di Sulawesi Utara. Hal itu sangat beralasan, mengingat berbagai fasilitas infrastruktur dan struktur relatif cukup mendukung, meskipun masih ditemui sebagian kecil lembaga pendidikan yang masih perlu berbenah diri.
Informasi Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, menunjukkan sebanyak 720 satuan pendidikan berada di kota itu, mulai jenjang PAUD, SD, SMP, SLB, SMA dan SMK, termasuk PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan SPNF SKB (Satuan Penddikan Nonformal Sanggar Kegiatan Belajar).
Dari segi kuantitas, kota yang dijuluki ‘Kota Tinutuan’ itu merupakan daerah yang mengoleksi satuan pendidikan terbanyak di Sulawesi Utara. Namun dari segi kualitas masih harus terus dioptimalkan, sehingga pemerataan kualitas benar-benar dapat dirasakan oleh satuan pendidikan dan peserta didik.
Seiring dengan peningkatan kualitas, Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara yang merupakan kepanjangan tangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, tak henti-hentinya gencar melaksanakan programnya. Salah satu kegiatan adalah dengan melaksanakan Lokakarya Komunitas Belajar Program Sekolah Penggerak Angkatan I.
Di gedung Sanggar Kegiatan Belajar Kota Manado lantai 2, terletak di Jalan Susuge Tuminting, selama sehari kegiatan itu digelar pada Jumat, (15/09/2023).
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Manado, Triana Landria Almas, S.STP, M.Si. berkesempatan membuka kegiatan. Ia mengungkapkan tujuan digelarnya lokakarya adalah dalam rangka percepatan kebijakan merdeka belajar.
Triyana juga menginformasikan, “Guru penggerak harus menjadi contoh teladan baik dilingkungan sekolah maupun di masyarakat. Ada masyarakat yang melakukan pengaduan terhadap salah satu oknum guru penggerak, dan saat ini dalam proses pendalaman oleh dinas”, ungkap Sekdis seraya menambahkan, guru harus menjaga citra guru apalagi telah menyandang predikat guru penggerak.
Dengan adanya program sekolah penggerak ia yakin kualitas pembelajaran akan meningkat sehingga kualitas sumberdaya manusia di kota Manado secara linear akan turut meningkat.
Pada pra pembukaan, Ketua Panitia Mulyana berpesan, untuk kegiatan lokakarya kali ini kita diperhadapkan dengan kondisi sarana prasarana yang serba terbatas. Diharapkan para peserta dapat memaknai, mengambil hikmah secara positif, mampu keluar dari zona nyaman, dan mampu menembus batas mental block yang mungkin masih ada dalam pikiran kita. “Apapun kondisi pembelajaran kita hari ini, sebagai insan penggerak tentu mampu keluar dari zona nyaman, mengikis mental block yang masih hinggap dalam pikiran kita. Saya yakin bapak ibu dapat memaknai secara positif, kemudian berusaha besok harus lebih baik dari hari ini”, ujarnya penuh semangat.
Usai acara pembukaan, peserta langsung memasuki ruang pembelajaran yang terbagi dalam lima kelas. Pembelajaran berlangsung sangat aktif, dinamis dan responsif. Saling mengungkapkan permasalahan dan memberikan solusi-solusi terbaik terkait komunitas belajar.
Narasumber direkrut dari berbagai latar belakang pendidikan yang telah teruji dan profesional dalam menjalankan tugasnya, sehingga dinilai mampu menyukseskan program merdeka belajar.
Program ini dilaksanakan dengan berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan kualitas manusia unggul dimulai dari kepala, guru dan pengawasn sekolah.
Selesainya menerima materi, peserta diharapkan mampu mengimplementasikan pada satuan pendidikan, mampu keluar dari zona nyaman, mampu menembus mental block, mampu melahirkan inovasi-inovasi pembelajaran, sehingga peserta didik dapat menikmati pembelajaran pardigma baru merdeka belajar menyenangkan dan membahagiakan, dengan harapan tumbuh generasi hebat, tangguh, berkarakter dimasa depan.
Salam Kolaborasi untuk inovasi. Salam Merdeka Belajar.
Pewarta: Mulyana | Editor: Arianto Batara.