Tahuna – Visi Pendidikan Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang dijabarkan dalam visi pendidikan yaitu mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global.
Merdeka belajar, salah satu programnya adalah Sekolah Penggerak. Program ini berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul dimulai dari kepala sekolah dan guru.
Percepatan kebijakan merdeka belajar gencar dilakukan oleh Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, termasuk Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Secara geoposisi wilayah ini berada pada letak yang strategis. Merupakan beranda terdepan bagi Indonesia bagian utara, daerah khusus berbatasan langsung dengan negara Philipina yang membutuhkan perhatian, termasuk kualitas sumberdaya manusianya yang harus ditingkatkan.
Berbagai langkah ditempuh dalam kerangka mempersiapkan SDM berkompetensi unggul.
Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Lokakarya Perencanaan Pembelajaran I bagi Sekolah Penggerak Angkatan II dan Lokakarya Kurikulum Pembelajaran & Asesmen bagi Angkatan III yang secara intensif terus digelar di daerah itu.
Berlokasi di SMP Negeri 4 Tahuna, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sangihe Abednego Hapendatu, M.Pd. bekesempatan memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan penting itu dalam rangka mendorong progres pendidikan melalui Program Sekolah Penggerak di daerahnya, Jumat (25/08/2023).
Program Sekolah Penggerak diharapkan menjadi barometer bagi sekolah lainnya termasuk sekolah yang mengakses kurikulum merdeka melalui jalur mandiri belajar, mandiri berubah dan mandiri berbagi. Bahkan termasuk sekolah “awan penggerak” untuk memberikan kesetaraan kemajuan sekolah yang belum menikmati jangkauan akses internet.
“Beberapa sekolah di Kabupaten Kepulauan Sangihe saat ini sedang dipasang jaringan ofline melalui program sekolah awan penggerak bagi sekolah daerah khusus yang tidak terjangkau jaringan internet, sehingga sekolah itu memperoleh hak yang sama terhadap layanan pendidikan”, ungkap Sekdis.
Pada kesempatan itu pula Abednego mengatakan agar sekolah penggerak fokus pada kualitas pembelajaran. Melalui merdeka belajar, sekolah penggerak diharapkan mampu mengimplementasikan kurikulum merdeka dengan baik, sehingga terlihat nyata perubahan pembelajaran terdeferensiasi dan berbasis pada murid.
Sementara itu laporan ketua panitia sekaligus Koordinator Fasilitator Sekolah Penggerak, Mulyana menyampaikan progres capaian pendidikan melalui program sekolah penggerak. “Dengan masifnya kegiatan yang dilaksanakan di wilayah kepulauan Sangihe, sangat terasa dampak positif yang dirasakan bagi kemajuan pendidikan di daerah ini”.
Ia juga menginformasikan kepada seluruh peserta tentang pentingnya Komunitas Pembelajaran (Kombel), Platform Merdeka Mengajar (PMM), hingga rencana Kemendikbudristek akan melaksanakan treatment penguatan bahasa inggris yang dimulai dari guru kelas 3 Sekolah Dasar.
Suasana lokakarya terpantau sangat antusias, aktif dan dinamis. Berbagai pertanyaan dilontarkan para peserta yang terdiri kepala sekolah, guru komite pembelajaran dan pengawas kepada narasumber dengan berbagai permasalahan yang ditemui pada saat implementasi pembelajaran di sekolah.
Lokakarya yang dilaksanakan selama dua hari mulai tanggal 25 Agustus 2023, menghadirkan 62 peserta dengan narasumber para fasilitator berpengalaman yang direkrut dari berbagai latar belakang pendidikan yang menyatu.
Merdeka Belajar. Merdeka masa depan Indonesia.
Pewarta : Mulyana. Editor : Arianto Batara