Hasil survey PISA (Programme for International Student Assessmen) tahun 2018 menunjukkan kemampuan literasi dan numerasi terutama siswa Sekolah Dasar (SD) di Indonesia termasuk di Provinsi Sulawesi Utara masih rendah. Hasil Asesmen Nasional Tahun 2021 juga memberikan informasi yang sama, Tercatat 1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum literasi. Sedangkan dalam numerasi, tercatat 2 dari 3 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum.
Dalam kondisi ini dibutuhkan guru yang mampu mendampingi murid meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi.
Memperlengkapi guru dalam mendampingi murid meningkatkan kemampuan numerasi terutama guru SD, maka Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Sulawesi Utara bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pelita Harapan (UPH) melaksanakan Pelatihan dan Pendampingan Peningkatan Kompetensi Numerasi.
Pelatihan sekaligus pendampingan ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan secara daring. Sebanyak 30 orang guru dari 15 sekolah mengikuti pelatihan dan pendampingan ini. Guru yang mengikuti sebelumnya diseleksi dari kurang lebih 100 orang yang mendaftar. Peserta pelatihan berasal dari Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kota Bitung masing-masing 1 sekolah, Kabupaten Minahasa Utara 2 sekolah dan Kota Manado 6 sekolah.
Pertemuan perdana peserta pelatihan dan fasilitator dilaksanakan pada Jumat (26/05). Pada pertemuan perdana fasilitator menyampaikan pradaya, hubungan pembelajaran matematika dan numerasi. Selanjutnya pertemuan ke-2 telah dilaksankan pada Jumat (9/6) pada pertemuan ini peserta pelatihan belajar mengenai proses yang harusnya ada dalam pembelajaran matematika dalam hubungannya dengan numerasi. Fasilitator juga memberikan kesempatan peserta belajar proses pembelajaran matematika dalam hubungannya dengan numerasi.
Developmentally Appropriate Practice (DAP) merupakan materi pada pertemuan ke-3 yang dilasaksanakan pada Selasa (20/6). Pada kesempatan ini peserta belajar proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan anak.
Pelatihan ini direncanakan akan dilaksanakan sebanyak 13 kali pertemuan. Peserta mendapatkan beragam materi. Pada akhir pertemuan akan menggelar Lokakarya, peserta berharap pada akhir pertemuan dapat digelar secara luring.
Fasilitator pada pelatihan merupakan dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Pendidikan-Teachers College UPH, yaitu Oce Datu Appulembang, M.Pd., Kimura Patar Tamba, M.Pd, dan Ganda Sari, S.T., M.A.
Peserta selama pelatihan mengalami berbagai kendala terutama jaringan internet, tetapi tetap antusias. Hal ini karena metode pembelajaran yang digunakan variatif, menarik, melibatkan partisipasi peserta dan terutama setiap pelatihan menggunakan bahan dan alat yang ada sekitar longkungan peserta pelatihan.
Berikut komentar beberapa peserta setelah mengikuti 3 kali pertemuan.
“Saya akhirnya memahami bahwa numerasi merupakan bagian pembelajaran realistik untuk murid memahami cara menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan pelajaran matematika”. Marlein Oley Lasut
“Melalui pelatihan ini saya diberikan penguatan tentang bagaimana guru dapat memikirkan cara menanamkan konsep numerasi sebgaai bentuk pemacahan maslaah dengan sistimatis melalui pengujian dan pembuktian”. Harlenda Tanod-SD
“Melalui pelatihan ini saya lebih memahami perbedaan antara masalah dan latihan dalam pembelajaran matematika, yaitu masalah baru akan dicari solusinya sedangkan latihan mengulangkembali dan mecoba kembali hal yang sudah pernah dipelajari sebelumnya. Ansje J. Poluan.
“Melalui pelatihan ini telah membantu saya mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik. Saya belajar pemecahan masalah matematika secara sistimatis dan mengidentifikasi informasi kunci yang diperlukan untuk mencari solusi. Saya sekarang dapat menerapkan pendekatan yang lebih terstruktur dan logis saat menemukan permasalahan matematika yang rumit. Saya akan menerapkannya dalam kelas saya”.