Pendidikan dan perempuan, kedua elemen yang berbeda namun tak dapat dipisahkan. Sistem pendidikan jika tak menyertakan perempuan bukanlah pendidikan, karena pendidikan merupakan alat menciptakan keadilan yang humanis.
Raden Ajeng Kartini merupakan salah satu tokoh perempuan pejuang dan pembaru di bidang pendidikan, memiliki terobosan mengajarkan pentingnya pendidikan bagi perempuan. Perjuangannya bersama perempuan lainnya di seluruh nusantara termasuk pra perempuan di Sulawesi Utara memberikan perubahan sehingga perempuan lebih berpikiran maju.
Menyambut Hari Kartini, Balai Guru Penggerak Provinsi Sulawesi Utara pada Rabu, 19 April 2023 melaksanakan Webinar dengan tajuk, Ibu Guru : Perempuan Pejuang dan Penggerak Merdeka Belajar. Kegiatan ini diawali prakata dari Plt. Kepala BGP Provinsi Sulawesi Utara, Dra. Maasje J. Kalalo, M.Pd.
Beliau mengungkapkan bahwa keterbatasan perempuan karena kodrat bukan menjadi penghambat dalam berkarya di bidang pendidikan, termasuk dalam menerapkan Merdeka Belajar di satuan pendidikan.
Narasumber pertama yang membawakan materi adalah Dr. Olivia Wuwung, S.T., M.Pd., Pelaksana tugas Rektor Institut Agama Kristen Negeri Manado. Judul materinya adalah Berbagi cerita Praktik Baik Peran Pemimpin Perempuan dalam Mewujudlan Merdeka Belajar. Ibu Olivia memaparkan bahwa berdasarkan data dari data.id, proporsi perempuan pada posisi manejerial Sulawesi Utara menempati urutan pertama secara nasional, yaitu sebesar 42,14%. Itu berarti perempuan di Sulawesi Utara telah menempati posisi yang strategis sehingga melalui posisi tersebut dapat mengoptimalkan perannya. Peran perempuan pemimpin dalam mewujudkan Merdeka Belajar antara lain berperan sebagai pejuang kesetaraan gender, memberikan teladan yang baik terutama kepada sesama perempuan; rekan kerja dan murid, dan memberikan dukungan psikologis.
Plt Rektor IAKN juga berbagi praktik baik sebagai pemimpin perempuan dalam mewujudkan Merdeka Belajar di lingkup kerjanya, antara lain menyusun program KKN Nusantara.
Prof. Dr. Beatrix Jetje Podung , M.Kes., AIFO, sekretaris Senat UNIMA narasumber lainnya memaparkan materi Peranan Pendidik Perempuan dalam Mewujudkan Merdeka Belajar . Beliau mengungkapkan bahwa salah satu peran pendidik peempuan adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, ramah, dan aman bagi semua siswa. Pendidik perempuaan dapat mempromosikan keragaman dan menghargai perbedaan antara siswa, termasuk perbedaan suku, agama, budaya, dan latar belakang lainnya. Dalam lingkungan yang inklusif akibat “tangan dingin” pendidik perempuan, setiap siswa merasa diterima, dihargai, dan didorong untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kurikulum yang inklusif dapat memastikan bahwa peserta didik memiliki akses ke materi pembelajaran yang relevan, bervariasi, dan menggugah minat mereka, sehingga mereka dapat mengembangkan minat belajar yang mandiri dan merdeka.
Perempuan selanjutnya yang berbagi adalah Amellia T. P. Kansil, M.Pd, Kepala SMPN 8 Satu Atap Tabukan Utara. Salah satu sekolah di daerah dengan akses yang sulit. Ibu Amellia membagikan perannya sebagai kepala sekolah penggerak di sekolah dengan berbagai keterbatasan antara akses internet, kurangnya guru dan paradigma guru yang masih berpikir bahwa perubahan kurikulum sekadar perunahan administrasi, orang tua beranggapan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab guru. Selain tantangan tersebut, dukungan dari masyarakat juga awalnya kurang.
Dalam kondisi demikian, Ibu Amel merangkapkap kepala sekolah sekaligus pengajar. Meningkatkan kepercayaan diri dan melakukan pengembangan diri secara mandiri serta terus memberikan pemahaman bagi rekan-rekan guru melalui refleksi dan berbagi.
Momen inspiratif juga dibagikan oleh Kepala Sekolah dari Kabupaten Kepulauan Sangihe ini, yaitu untuk peningkatan kulaitas sarana dan prasarana sekolah beliau bersama rekan-rekannya dan orang tua menjual nasi jahe dengan naik mobil dengan bak terbuka ke kota kabupaten.
Webinar ini diikuti dengan antusias oleh para partisipan. Ini Nampak dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan partisipan. Pasrisipan tidak saja diikuti Ibu guru tetapi juga diikuti oleh Bapak guru.
Webinar ini semakin menarik karena dipandu dengan apik Rinny Kumendong,S.S., M.Pd. guru SMKN 1 Tomohon dan juga Pengajar Praktik pada Program Guru Penggerak.