Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi mengembangkan beberapa strategi untuk mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Salah satu strategi adalah narasumber berbagi praktik baik. Narasumber berbagi praktik baik mempunyai tanggung jawab untuk berbagi praktik baik dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka kepada komunitas belajar maupun kepada satuan pendidikan yang meminta; dan kemudian meminta umpan balik serta melakukan refleksi atas aktivitas berbagi praktik baik yang dilakukan itu. Pada bulan Maret 2023 ini Kemdikbudristek telah membuka pendaftaran calon narasumber berbagi praktik baik gelombang ke tiga.
Total pendaftar calon narasumber berbagi praktik baik gelombang ke tiga di Sulawesi Utara menurut data sebanyak 118 orang. Dari total pendaftar itu, 60 pendaftar dinyatakan lolos dan telah mengikuti pembekalan. Pembekalan digelar pada 15-18 April 2023 di Hotel Travello Manado. Jumlah ini relatif minim bila dibandingkan dengan jumlah sekolah yang sudah terdaftar sebagai sekolah yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Dari semua sekolah yang ada di kota dan kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, terdata 2007 sekolah yang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, melalui jalur mandiri maupun Program Sekolah Penggerak. Minimnya pendaftar calon narasumber berbagi praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka gelombang ke tiga menyisakan pertanyaan yang urgent untuk dijawab, apakah semua sekolah yang terdaftar IKM memang sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebenar-benarnya?
Mari kita abaikan isu tentang apakah sekolah yang terdaftar IKM sudah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sebenar-benarnya atau belum. Mari kita bangun apriori positif bahwa semua sekolah yang terdaftar IKM telah menjalankan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka dalam membangun budaya sekolah maupun dalam praktik pembelajaran bersama murid. Jika demikian, ada hal yang bisa saja menjadi penghambat para Kepala Sekolah dan guru-guru di sekolah IKM untuk mengajukan diri dan mendaftar sebagai calon narasumber berbagi praktik baik.
Hambatan yang bisa menjadi dominan adalah perasaan ragu. Keraguan bisa muncul karena para pelaku IKM (Narasumber berbagi praktik Baik) kurang percaya diri dengan praktik baik yang sudah dilakukannya, karena terbiasa mengkomparasi praktik baiknya dengan praktik baik satuan pendidikan lain. Bila keraguan muncul karena alasan ini, maka perlulah pelaku IKM berbesar hati. Keraguan yang muncul karena alasan itu perlu disingkirkan. Pada prinsipnya setiap pelaku IKM harus memahami bahwa tidak ada penerapan Kurikulum Merdeka yang benar dan penerapan Kurikulum Merdeka yang salah. Setiap pelaku IKM seharusnya percaya diri untuk membagikan praktik baik Implementasi Kurikulum Merdeka yang sudah dilakukannya di satuan pendidikannya masing-masing. Perbedaan Implementasi Kurikulum merdeka di satuan pendidikan adalah niscaya karena implementasi Kurikulum Merdeka selalu kontekstual sifatnya. Hal ini disebabkan karena setiap satuan pendidikan memiliki karakteristik yang unik. Setiap satuan pendidikan berbeda dengan satuan pendidikan lainnya.
Ucapan Mas Nadiem Makarim pada peluncuran kebijakan Merdeka Belajar Episode 5: Guru Penggerak (Jumat, 3 Juli 2020) dapat menjadi penguatan bagi pelaku IKM yang masih ragu untuk mendaftarkan diri sebagai calon narasumber berbagi praktik baik. Mas Menteri berkata: “Kalau mental kita mudah menyerah dan tidak percaya pada potensi anak, tidak mungkin bisa tercapai lompatan kualitas pembelajaran, atau kalau kita tidak percaya bahwa anak itu bisa jauh lebih baik dari dia yang sekarang.” Kalimat yang sama juga bisa menjadi insight untuk pelaku IKM. Bahwa setiap pelaku IKM sejatinya percaya bahwa diri sendiri punya potensi, dan bisa memberi kontribusi demi lompatan kualitas pembelajaran, dan yang paling penting punya mental yang tidak mudah menyerah.
Setiap pelaku IKM perlu menghidupi semangat terdiferensiasi. Bahwa praktik-praktik baik yang sudah dilakukan adalah unik dan berhasil. Juga dapat menjadi inspirasi bagi orang lain. Kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka bukan terletak pada keseragaman. Apalagi kesuksesan implementasi Kurikulum Merdeka bukan ada pada kesamaan dokumen, melainkan pada perbaikan proses pembelajaran yang dampaknya terasa oleh setiap murid. Oleh sebab itu, setiap pelaku IKM dapat menumbuhkan keberanian dan tekad untuk menjadi calon narasumber berbagi praktik baik. Tips untuk pelaku IKM agar tidak ragu mendaftarkan diri sebagai calon narasumber berbagi praktik baik: kumpulkan umpan balik dari para murid tentang praktik pembelajaran dan budaya positif yang sudah dilakukan. Gambaran keberhasilan praktik baik dapat dikonfirmasi melalui umpan balik dari para murid. Tetapkan hati untuk mendaftar sebagai calon narasumber berbagi praktik baik apabila murid menilai praktik baik anda telah berdampak bagi mereka.
Pembekalan Calon Narasumber berbagi praktik baik dibuka dan ditutup Plt. Kepala BGP Provinsi Sulawesi Utara, Dra. Maasje J. Kalalo MPd. Dalam arahanya, beliau mengajak setiap guru dan kepala sekolah yang memiliki kapasitas sebagai guru penggerak, pengajar praktik, kepala sekolah pada sekolah penngerak, dan guru atau sekolah pada sekolah yang telah menerapkan kurikulum merdeka untuk membagikan praktik baiknya kepada guru atau kepala sekolah di komunitas belajar. Pengajar pada kegiatan ini adalah Fungsional BGP Provinsi Sulawesi Utara, Widyaprada dan Pengembang Teknologi Pembelajaran, yaitu Dra. Conny Liuw, Arianto Batara, M.Pd., Deavy Rasubala, SE, dan Allein Kondoy, S.Komp. (NR/@)