Student oriented harusnya lebih nampak pada pembelajaran di kelas. Kenyataannya tidak dapat dipungkiri saat ini masih ada guru yang nyaman untuk menjelaskan (ceramah) hingga nyaris jam pembelajaran berakhir tanpa mrenerapkan cara yang beragam. Masih ada juga yang asyik membacakan buku dan anak-anak mencatatnya hingga sesi inti pembelajaranya habis. Monoton dan membosankan itulah kesannya. Hal ini menyebabkan antusiasme anak-anak untuk belajar menjadi berkurang.
Sebagai guru Bimbingan dan Konseling di sekolah, tentunya saya memiliki data perkembangan keseharian peserta didik. Berdasarkan hal ini, maka saya sangat yakin sudah waktunyamengadakan transformasi pada proses pembelajaran. Berbekal pendidikan yang saya dapatkan sembilan bulan pada Program Guru Penggerak angkatan pertama, saya melanjutkan misi untuk sebuah harapan bersama melalui wadah komunitas praktik, yang berjumlahkan 4 anggota, dan kini sudah menjadi komunitas belajar sekolah yang jumlah anggotanya sudah 7 orang.
Komunitas belajar hadir sebagai salah satu solusi atas permasalahan pembelajaran, sebuah wadah guru bisa sharing pengalaman di dalam kelas, berbagi praktik baik, wadah melakukan refleksi berdasarkan pengalaman yang dialami sebelumnya. Komunitas belajar atau kami singkat dengan KBS Spensa Melonguane rutin mengadakan pertemuan setiap minggunya. Pertemuan dilaksanakan pada hari Jumat. Dalam KBS ini, kami membagikan tantangan-tantangan yang dihadapai guru dalam pembelajarn di kelas. Ha;l ini nantinya akan mendapatkan umpan balik yang tentunya dapat menjadi referensi praktik baiknya kedepan ketika menemuai tantangan serupa. KBS ini pula menjadi wadah untuk meramu inovasi-inovasi praktik baik yang cocok buat anak, nyaman, menyenangkan dan berdanpak positif. KBS ini juga menjadi wadah sosialisasi saya sebagai agen perubahan di sekolah untuk menyamakan presepsi, konsep dan lainya yang berkaitan dengan pembelajaran yang memerdekakan, Pendidikan yang berpihak pada peserta didik, atau hal lainya yang selaras dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara.
Adanya komunitas belajar ini sangat membantu kami melakukan sebuah gerakan perubahan bertahap, perlahan namun pasti, kami selalu melakukan refleksi dalam wadah ini. Hal yang saya syukuri sudah banyak perubahan yang teman-teman komunitas rasakan setelah sering berdiskusi, menyamakan pandangan dalam KBS.
Pada saat awal KBS kami giatkan, respon dari para guru berbeda, beda, ada yang bereaksi kaget, tercengang ada pula yang mulanya merasa hal baru ini sulit diterapkan. Tetapi setelah kami sharing tentang pola perubahan dalam Pendidikan yang seyogyanya kita terapkan saat Ini, yakni Pendidikan yang memerdekakan, maka akhirnya para guru lamban laun memahami pendidikan yang memerdekakan.
Masih ada Tantangan dalam mengembangkan dan memelihara komunitas belajar kami ini, misalnya dalam pengelolaan waktu, agenda tak terduga karena urusan keluarga, serta masih ada guru senior yang masih berada dalam kategori belum ingin tahu tentang transformasi Pendidikan yang terbalut dalam kurikulum merdeka. Besar harapan kami semua rekan-rekan guru di sekolah kami ini dapat tergerak kedepannya. Kami yang ada dalam KBS ini tetap berusaha bergerak membagikan praktik-praktik baik dalam melaksanakan tugas sebagai penuntun dalam pendidikan. @
Artikel ini ditulis oleh Hamka Arifuddin, S.Pd, Guru Penggerak Angkatan 1, Penggerak Komunitas di SMPN 1 Melonguane, Kab. Kep. Talaud