Pertama kali mengetahui Istilah kesadaran penuh -mindfulness- adalah saat mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak, saat membaca istilah tersebut terbersit dalam pikiran : wahhh,, hal baru apa lagi yaa yang akan dipelajari.
Dari beberapa literasi yang dibaca bahwa Mindfulness sendiri menjadi salah satu praktik yang berasal dari agama Buddha Kuno yang berfokus untuk mencapai kehidupan harmonis antara diri sendiri dan lingkungan. Pada praktiknya kesadaran akan suatu keadaan yang melibatkan pikiran, sensasi tubuh dan lingkungan yang ada disekitar merupakan bagian yang terpenting dalam mindfulness, dan itu sudah banyak dijumpai dalam menghadapi kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
Banyaknya situasi yang terjadi dalam kehidupan maupun disekitar kita yang dapat memicu keadaan kita menjadi stress dan depresi. Kejadian masa lampau yang sangat membekas dan kekwatiran masa depan yang berlebihan dapat mempengaruhi perjalanan hidup kita pada masa sekarang yang kita jalani. Bukan hanya itu saja, rintangan yang datang silih berganti yang dapat juga mempengaruhi performa kita dalam berkarya. Roda dunia terus berputar seakan mengisyaratkan bahwa di saat kita berhenti karena meratapi diri dengan situasi yang sangat menekan dapat membuat kita lebih terpuruk lagi.
Di zaman ini yang serba cepat dan tanpa batas menuntut kita untuk terus bergerak, selalu tampil prima dan sempurna. Inovatif, kreatif dan mampu manghasilkan karya sudah tidak asing lagi dizaman milenial ini. Semuanya ini akan mampu dilakukan secara maksimal pada saat kita mencapai tingkat emosi yang baik dan stabil.
Kesadaran penuh – mindfulness bisa melatih kita untuk kembali ke titik rileks dan tenang sehingga dapat mengambil keputusan yang posistif dan bertanggung jawab. Kesadaran penuh bukan merupakan sifat alami tapi harus dilatih untuk dapat memilikinya.
Dalam hubungan sosial, ketrampilan mengenal dan mengelolah emosi negatif menjadi suatu energi yang positif yang didapat dari melatih diri berkesadaran penuh dapat membantu kita membangun hubungan kekerabatan antar sesama segala jenis usia, latar belakang dan golongan, Benturan-benturan yang dapat memicu pertengkaran, perselisihan dan perpecahan dapat diminimalisir dengan pribadi yang terlatih untuk tidak cepat bereaksi dan merespon saat dalam keadaan tertekan dan amarah.
Selain hubungan sosial yang lebih baik, mindfulness bisa membuat tubuh kita lebih sehat. Saat tubuh merasa rileks dan tenang hormon endorfin akan dihasilkan lebih banyak dan itu menyebabkan imun tubuh kita semakin kuat. Bukan hanya itu saja, tekanan darah menjadi normal yang membuat jantung kita sehat.
Sifat alamiahku sudah bawaan, apakah bisa berubah? Sudah begini memang sifatku! Bagaimanakah cara kita dapat melatih emosi kita? Pertanyaan dan pernyataan ini sudah sangat sering didengar. Dan saya percaya sifat, perilaku dan karakter dari seseorang bisa dirubah dan dipengaruhi oleh motivasi dalam diri.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melatih kesadaran penuh (mindfulness) kita sesuai dengan modul pembelajaran dalam Pendidikan Guru Penggerak :
1. Kesadaran diri
Pada tahap ini kita mengenal emosi kita masing-masing, apa yang membuat kita marah dan sikap-sikap lainnya yang negatif
2. Pengelolaan diri
Dalam pengelolaan diri, kita akan mengidentifikasi cara-cara yang dapat kita lakukan untuk mengatasi situasi yang membuat kita emosional dan fokus untuk menyelesaikannya
3. Kesadaran sosial
Tahap dimana seseorang sudah memiliki kemampuan untuk bisa berempati dengan orang lain
Dan hal-hal yang bisa ditambahkan untuk melatih kestabilan emosi adalah :
1. Menerima diri kita apa adanya
Keadaan fisik kita bisa membuat kita berbangga tapi juga bisa membuat kita menjadi minder. Dengan menerima diri kita apa adanya membuat akan fokus dengan kelebihan dan kekuatan yang ada pada kita
2. Bersyukur dalam segala keadaan
Situasi yang ada dapat membuat kita mengeluh dan bersungut-sungut, bersyukur adalah satu sikap yang bisa membuat kita tenang untuk memikirkan jalan keluar dari setiap situasi yang ada.
3. Lebih mendekat kepada Tuhan sebagai pemilik kehidupan, menambah iman percaya dengan tetap bersekutu denganNya dapat membantu kita untuk terus berpikir dan bertindak positif sebagai buah keimanan kita terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
Salam dan Bahagia
Tergerak, bergerak dan menggerakkan
Artikel ini telah tayang di Kompasiana.com pada tanggal 17 Januari 2023 oleh Susana Sumuweng, Guru SMPN 4 Tondano, Kab. Minahasa